Disclaimer: allow me to write in Bahasa for this Hope series
Akhirnya waktunya telah tiba
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, rasanya penulis baru saja natalan 2016 kemarin...time flies so fast dan sebentar lagi kita akan menutup tahun 2017 yang (bagi saya) terasa singkat ini. Dan setiap Natal dan tahun baru, pengharapan akan keadaan damai di waktu yang akan datang hampir selalu terungkit kembali di tengah kekacauan yang terjadi. Hampir semua umat memberi pengharapan akan kondisi yang lebih baik di segala sesuatu yang baru seperti tahun dan pemimpin.
Seperti inilah contohnya, majalah times Edisi 27 Oktober 2014 menggambarkan Pak Joko Widodo, yang baru saja dilantik menjadi presiden, sebagai pembawa harapan baru bagi bangsa Indonesia. Tentu ini bukan hal baru bagi bangsa ini, karena sudah terjadi beberapa kali berganti kepemimpinan, yang berarti berkali-kali juga Indonesia menaruh pengharapan pada pimpinan tersebut.
Dalam sejarah bangsa Israel, pengharapan akan sosok pemimpin selalu dijanjikan oleh Tuhan melalui para nabi. Maka dari itu, mereka selalu menjadikan pemimpin atau raja sebagai panutan hidup mereka. Dalam kitab Raja-Raja dan Tawarikh, terlihat pemimpin yang takut akan Tuhan akan membawa rakyatnya untuk melakukan hal yang sama, berlaku juga ketika sang raja tersebut melakukan hal yang jahat di hadapan Tuhan.
Sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, kisah perjalanan bangsa Israel dari kitab Kejadian sampai Maleakhi lebih didominasi oleh kisah yang memilukan, seperti perang dan penghukuman Tuhan atas bangsa yang berdosa. Maka dari itu, mereka selalu merindukan sosok pemimpin yang dapat membawa mereka bebas dari segala penderitaan. Hidup mereka merasa tentram ketika ada yang memimpin mereka, terbukti dari kitab Hakim-Hakim, yang menggambarkan situasi kacau ketika terjadi vacancy pada kursi hakim. Sekalipun Tuhan yang sudah menunjukkan bahwa Ialah pemimpin sesungguhnya, mereka masih menaruh harapan pada pemimpin kasat mata seperti seorang raja (1 Samuel 8:5)
Tapi, sejak kejatuhan Adam dan Hawa, Tuhan mengerti bahwa pasti terjadi penderitaan oleh karena di iblis, maka Ia pun memberi pengharapan melalui firman-Nya:
"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Kejadian 3:15
Sekilas kita akan melihat keturunan mereka ialah manusia-manusia yang diberi kuasa untuk menaklukkan iblis, akan tetapi bila ditinjau dari bahasa Inggris,
"And I will put enmity Between you and the woman, And between your seed and her Seed; He shall bruise your head, And you shall bruise His heel." - Gen 3:15 NKJV
Kata "keturunanmu" ditulis dalam bentuk tunggal (dalam versi ESV Offspring), yaitu mengacu pada seseorang yang berkuasa atas kekuatan iblis. Ya, Yesus lah pengharapan yang diberikan olehNya sejak pertama manusia berdosa.
Dan sekedar informasi, Kejadian 3:15 merupakan ayat Mesianik pertama yang terdapat dalam Alkitab.
Dialah Juruselamat yang selalu dijanjikan sepanjang penderitaan bangsa Israel.
Baik saya tidak akan menuliskan kisah perjalanan Yesus, tapi apa relevansi dari pengharapan bangsa Israel dahulu untuk kita sekarang?
Sejak perang dunia ke dua berakhir, berita tidak pernah berhenti menampilkan perang dan ketengangan yang terjadi. Jika kita liat dari dekade 1950an, perang hampir selalu terjadi di tiap dekade. Dan yang lebih menyedihkan, Yerusalem jaman sekarang bagai bumi dan langit dengan jaman raja Daud, dimana kota tersebut menjadi subjek pertumpahan darah selama berpuluh-puluh tahun. Padahah, arti harafiah Yerusalem ialah "Kota Damai", dimana kenyataan mengatakan yang sebaliknya.
Apakah kita masih pantas berharap kepada Tuhan?
Kepala pemerintahan silih berganti, masalah pun tetap ada. Bahkan, tak jarang sang pemimpin pemerintahan, dimana rakyat menggantungkan harapan, adalah sumber kekacauan itu sendiri
Maka, kita tidak ada jalan lain selain menaruh harapan pada Tuhan, yang selalu konsisten sebagai sumber damai dan kasih sayang. Seperti yang diharapkan oleh Yeremia dalam Ratapan 3:22-23:
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Saya sendiri percaya akan Divine Providence, diamana Tuhan selalu memegang kendali atas semua yang terjadi. Itu juga dapat disimpulkan bahwa kekacauan yang terjadi di masa sekarang ini masih dalam kuasa dan kendaliNya.
Ilustrasi Divine Providence |
Lalu mengapa Dia mengijinkan kekacauan demi kekacauan terjadi?
Saya pun sama seperti Ayub dan Yeremia, mengapa bayaran dosa manusia harus sedemikian beratnya? Mengapa orang saleh seperti Ayub diijinkan menjadi pesakitan hanya dalam sesaat? Mengapa Yeremia harus menjadi nabi yang paling banyak meratap? Bahkan menurut tradisi Yahudi, Yeremia harus tewas dirajam di Mesir karena terus mengatakan kebenaran Firman Tuhan.
Tapi saya yang tahu pasti, Sang Pengharapan sudah lahir ke dalam dunia ini dan selalu menyertai umat manusia dalam menghadapi penderitaan yang ada. Ialah Raja dari segala kebenaran dan juga Imam dan segala Imam. Terlebih lagi, Yesus yang mendampingi kita juga berkuasa atas kuasa jahat yang menyerang. Seperti yang tertulis dalam Mazmur:
"Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." - Mazmur 110:1
"TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."" - Mazmur 110:4
Kata "tuanku" pada m=Mazmur 110:1 menunjuk kepada Yesus, Sang Mesias, sedangkan pada ayatnya yang ke-4 dituliskan Melkisedek, merupakan raja dan imam teratas dari kerajaan kuno Salem (arti harafiah "damai") pada Kejadian 14:17-24, dimana arti harafiah dari Melkisedek dialah "raja kebenaran".
Yesus, Sang Pemberi Harapan itu telah lahir dan pernah hidup di tengah manusia, dan kedatanganNya kedua kali adalah pengharapan bagi orang percaya. Kapankah itu? Tugas umat manusia bukanlah membuat prediksi kapan hari itu akan tiba, tapi bagaimana mempersiapkan diri untuk menyongsong hari yang penuh harapan tersebut.
Biarlah Yesus menjadi Pemimpin dan Harapan kita untuk hidup dalam damai dan kebenaran di tengah dunia yang penuh konflik dan kesalahan ini.
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" - Yesaya 9:6
Amin.
Merry Christmas 2017 dan Happy New Year 2018
P.S. : Tulisan mengenai Hope akan berlanjut saat Paskah dan Hari Kenaikkan Yesus, dan semua adalah anugrah Tuhan saya dapat menuliskan semua ini :))
No comments:
Post a Comment