Hello

Hello

Thursday 29 March 2018

Hope - Gone?

This is still the part of the hope series, so still in bahasa

Halo semua

Udah gak berasa kita udah mau masuk bulan ke empat di 2018, dan menjelang paskah, saya selalu bersyukur akan peristiwa 2 tahun lalu, dimana akhirnya saya boleh dibaptis dan menerima anugerah keselamatan dariNya

Akan tetapi, kehidupan setelah pembaptisan tidaklah mudah. Banyak pergumulan yang bisa dibilang naik ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ya, tidaklah mudah menjadi orang Kristen yang saleh dan berpaut pada Tuhan.

Setiap dalam pergumulan, saya berharap pada banyak hal, dan diatas semuanya saya berharap pada Tuhan yang akan memberi pertolongan di saat yang tepat, seperti yang ditulis pada Pengkotbah 3:11, bahwa Ia akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. However, bagaimana ketika kita lihat bahwa pengharapan tersebut justru mengecewakan?

Image result for Palm SUnday

Sudah berabad-abad bangsa Israel terjajah oleh bangsa asing, bahkan lebih lama dari Indonesia yang 300 tahun, dimana kedaulatan bangsa tersebut berakhir tragis dengan pembunuhan anak-anak dari raja Zedekia bin Yosia. Terlebih lagi, mata Zedekia dibutakan dan dibelenggu di Babel (2 Raja-Raja 25:7)

Pada masa penjajahan, mereka amat merindukan seorang pembebas yang memerintah mereka dengan kebijaksanaan, kemakmuran dan keperkasaan; seperti sosok ideal raja mereka, Daud.

Nah untuk lebih mudah mersakannya, coba kita bayangkan seperti saat kerja (atau sekolah) yang menantikan saat-saat liburan, atau kita sedang kelaparan menunggu makanan tiba di meja, seperti itu kira-kira kaum Israel merindukan Juruselamat yang dijanjikan. 

Maka tidak heran ketika mereka melihat Yesus, yang telah mengadakan banyak muzizat kesembuhan dan tanda-tanda alam, menaruh harapan padaNya. Ditambah lagi, Yesus adalah keturunan raja Daud secara hukum Yahudi. 

Image result for Jesus teach

Ditambah lagi, Ia cukup terpandang oleh kaum Yahudi karena mempunyai pengetahuan yang luas dalam hal tradisi dan hukum Taurat. Tak ayal, hal tersebut membuat para Imam besar geram karena popularitas mereka terganggu.

Kaum Israel berharap Ia akan menggunakan kuasa Ilahi untuk memerangi penjajah mereka, yaitu bangsa Romawi dan membawa mereka ke masa kejayaan seperti Daud. Itu jugalah yang dipikirkan oleh beberapa muridNya, salah satunya Petrus yang pada saat menjelang paskah menyangkal kenyataan bahwa Yesus harus disalibkan (Mat 16:22 - 23)

Dan pada akhirnya

Image result for crucified JEsus

Sang Pembawa Harapan tersebut harus berakhir di atas kayu salib, oleh karena kepentingan popularitas para Imam besar dan nafsu uang dari Yudas, muridNya.

Contoh sederhana, sebagian besar dari kita pasti merasa kecewa ketika liburan yang direncanakan dan ditunggu-tunggu berjalan tidak sesuai harapan, atau pesan makanan saat lapar tapi rasanya tidak enak.

Begitulah bangsa Israel ketika melihat Yesus tersalibkan tanpa perlawanan Ilahi. Di hadapan pengadilan pun, Ia tidak berusaha membela diriNya, seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya,

"Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya" - 
Yesaya 53:7

Lalu, ketika Ia mati di kayu salib, apakah harapan tersebut juga mati bersamaNya?

Ketika raja Daud mangkat, berakhir pulalah kekuasaannya.

Ketika Paulus dieksekusi, berakhir pulalah pengabaran injil olehnya

Ketika seorang aktivis terbunuh, berakhir pulalah aksinya dalam membela kebenaran

Tetapi, ada yang membedakan kematian Yesus dan yang lainnya.

"Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya."- Lukas 23:46

Ya jika dibaca dari kitab injil Matius, Markus, dan Yohanes, dikatakan bahwa Yesus mati karena Ia menyerahkan nyawanya kepada Bapa di surga, bukan karena luka yang diderita oleh karena penyalibanNya. Terlebih lagi, Ia bangkit dari kematian dan naik ke surga untuk memerintah selama-lamanya (Mazmur 110:1)

Mengapa bisa begitu? Secara manusia, Ia sudah luka berat. Akan tetapi, Ia juga Tuhan pada saat bersamaan, yang tidak mungkin dibunuh oleh ciptaanNya sendiri. (hal ini tidak saya bahas lebih lanjut karena akan mengacu pada pembahasan Trinitas dan Kristologi)

Dengan begitu, pengharapan yang dibawa oleh Yesus berbeda dan spesial. Mengapa? Karena Ia sudah berkuasa atas kehidupan dan kematian, berbeda dari ilustrasi yang sudah saya sebutkan. Yesus, dialah tempat pengharapan yang abadi! Tak ayal, ketika Dia bangkit para murid pun bersukacita.

Ia membawa harapan agar setiap  yang percaya tidak terhilang dalam kerajaan Surga. 

Image result for Jesus encourage people
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika saya menulis postingan ini, saya pun merasa menegur diri sendiri. Ya terkadang kesibukkan sehari-hari membuat saya lebih banyak menaruh harapan pada sesuatu yang terlihat, dan tak ayal juga berakhir dalam kekecewaan.  Sampai saat saya selesai menulis blog ini, banyak masalah dan pergumulan yang masih berlanjut. Akan tetapi dari hal tersebut, Tuhan mengajarkan saya untuk kembali berharap pada-Nya, yang sudah mengatasi hidup dan kematian.

Dan dalam paskah ini, mari kita mengingat bahwa Yesus adalah Sang Pemberi Harapan yang setia dan abadi!


Happy Easter 2018!

Image result for easter bunny

Recommended Easter Song:

Power of The Cross - Keith & Kristyn Getty

No comments:

Post a Comment