Hello

Hello

Sunday 24 December 2017

Hope - Arrival

Shalom

Disclaimer: allow me to write in Bahasa for this Hope series

Akhirnya waktunya telah tiba 

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/62/Nativity_tree2011.jpg/1200px-Nativity_tree2011.jpg

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, rasanya penulis baru saja natalan 2016 kemarin...time flies so fast dan sebentar lagi kita akan menutup tahun 2017 yang (bagi saya) terasa singkat ini. Dan setiap Natal dan tahun baru, pengharapan akan keadaan damai di waktu yang akan datang hampir selalu terungkit kembali di tengah kekacauan yang terjadi. Hampir semua umat memberi pengharapan akan kondisi yang lebih baik di segala sesuatu yang baru seperti tahun dan pemimpin.

https://pbs.twimg.com/media/B0D65NoIIAAzoV8.jpg

Seperti inilah contohnya, majalah times Edisi 27 Oktober 2014 menggambarkan Pak Joko Widodo, yang baru saja dilantik menjadi presiden, sebagai pembawa harapan baru bagi bangsa Indonesia. Tentu ini bukan hal baru bagi bangsa ini, karena sudah terjadi beberapa kali berganti kepemimpinan, yang berarti berkali-kali juga Indonesia menaruh pengharapan pada pimpinan tersebut.

Dalam sejarah bangsa Israel, pengharapan akan sosok pemimpin selalu dijanjikan oleh Tuhan melalui para nabi. Maka dari itu, mereka selalu menjadikan pemimpin atau raja sebagai panutan hidup mereka. Dalam kitab Raja-Raja dan Tawarikh, terlihat pemimpin yang takut akan Tuhan akan membawa rakyatnya untuk melakukan hal yang sama, berlaku juga ketika sang raja tersebut melakukan hal yang jahat di hadapan Tuhan.

https://biblicalpersonhood.files.wordpress.com/2011/07/adam-and-eve.jpg
 
Sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, kisah perjalanan bangsa Israel dari kitab Kejadian sampai Maleakhi lebih didominasi oleh kisah yang memilukan, seperti perang dan penghukuman Tuhan atas bangsa yang berdosa. Maka dari itu, mereka selalu merindukan sosok pemimpin yang dapat membawa mereka bebas dari segala penderitaan. Hidup mereka merasa tentram ketika ada yang memimpin mereka, terbukti dari kitab Hakim-Hakim, yang menggambarkan situasi kacau ketika terjadi vacancy pada kursi hakim. Sekalipun Tuhan yang sudah menunjukkan bahwa Ialah pemimpin sesungguhnya, mereka masih menaruh harapan pada pemimpin kasat mata seperti seorang raja (1 Samuel 8:5)

Tapi, sejak kejatuhan Adam dan Hawa, Tuhan mengerti bahwa pasti terjadi penderitaan oleh karena di iblis, maka Ia pun memberi pengharapan melalui firman-Nya:

"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Kejadian 3:15

Sekilas kita akan melihat keturunan mereka ialah manusia-manusia yang diberi kuasa untuk menaklukkan iblis, akan tetapi bila ditinjau dari bahasa Inggris,

"And I will put enmity Between you and the woman, And between your seed and her Seed; He shall bruise your head, And you shall bruise His heel." - Gen 3:15 NKJV

Kata "keturunanmu" ditulis dalam bentuk tunggal (dalam versi ESV Offspring), yaitu mengacu pada seseorang yang berkuasa atas kekuatan iblis. Ya, Yesus lah pengharapan yang diberikan olehNya sejak pertama manusia berdosa.
Dan sekedar informasi, Kejadian 3:15 merupakan ayat Mesianik pertama yang terdapat dalam Alkitab.

https://ramacristo999.files.wordpress.com/2014/06/tuhan-yesus-anak-domba-terbaik2.jpg?w=762

Dialah Juruselamat yang selalu dijanjikan sepanjang penderitaan bangsa Israel.

Baik saya tidak akan menuliskan kisah perjalanan Yesus, tapi apa relevansi dari pengharapan bangsa Israel dahulu untuk kita sekarang?

Sejak perang dunia ke dua berakhir, berita tidak pernah berhenti menampilkan perang dan ketengangan yang terjadi. Jika kita liat dari dekade 1950an, perang hampir selalu terjadi di tiap dekade. Dan yang lebih menyedihkan, Yerusalem jaman sekarang bagai bumi dan langit dengan jaman raja Daud, dimana kota tersebut menjadi subjek pertumpahan darah selama berpuluh-puluh tahun. Padahah, arti harafiah Yerusalem ialah "Kota Damai", dimana kenyataan mengatakan yang sebaliknya.

Apakah kita masih pantas berharap kepada Tuhan?

Kepala pemerintahan silih berganti, masalah pun tetap ada. Bahkan, tak jarang sang pemimpin pemerintahan, dimana rakyat menggantungkan harapan, adalah sumber kekacauan itu sendiri

Maka, kita tidak ada jalan lain selain menaruh harapan pada Tuhan, yang selalu konsisten sebagai sumber damai dan kasih sayang. Seperti yang diharapkan oleh Yeremia dalam Ratapan 3:22-23:

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"

Saya sendiri percaya akan Divine Providence, diamana Tuhan selalu memegang kendali atas semua yang terjadi. Itu juga dapat disimpulkan bahwa kekacauan yang terjadi di masa sekarang ini masih dalam kuasa dan kendaliNya.

https://i.ytimg.com/vi/dI45KyOClGs/maxresdefault.jpg
Ilustrasi Divine Providence

















Lalu mengapa Dia mengijinkan kekacauan demi kekacauan terjadi?

Saya pun sama seperti Ayub dan Yeremia, mengapa bayaran dosa manusia harus sedemikian beratnya? Mengapa orang saleh seperti Ayub diijinkan menjadi pesakitan hanya dalam sesaat? Mengapa Yeremia harus menjadi nabi yang paling banyak meratap? Bahkan menurut tradisi Yahudi, Yeremia harus tewas dirajam di Mesir karena terus mengatakan kebenaran Firman Tuhan.

Tapi saya yang tahu pasti, Sang Pengharapan sudah lahir ke dalam dunia ini dan selalu menyertai umat manusia dalam menghadapi penderitaan yang ada. Ialah Raja dari segala kebenaran dan juga Imam dan segala Imam. Terlebih lagi, Yesus yang mendampingi kita juga berkuasa atas kuasa jahat yang menyerang. Seperti yang tertulis dalam Mazmur:

"Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." - Mazmur 110:1

"TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."" - Mazmur 110:4

 Kata "tuanku" pada m=Mazmur 110:1 menunjuk kepada Yesus, Sang Mesias, sedangkan pada ayatnya yang ke-4 dituliskan Melkisedek, merupakan raja dan imam teratas dari kerajaan kuno Salem (arti harafiah "damai") pada Kejadian 14:17-24, dimana arti harafiah dari Melkisedek dialah "raja kebenaran".

Yesus, Sang Pemberi Harapan itu telah lahir dan pernah hidup di tengah manusia, dan kedatanganNya kedua kali adalah pengharapan bagi orang percaya. Kapankah itu? Tugas umat manusia bukanlah membuat prediksi kapan hari itu akan tiba, tapi bagaimana mempersiapkan diri untuk menyongsong hari yang penuh harapan tersebut.

Biarlah Yesus menjadi Pemimpin dan Harapan kita untuk hidup dalam damai dan kebenaran di tengah dunia yang penuh konflik dan kesalahan ini.

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" - Yesaya 9:6

Amin.

Merry Christmas 2017 dan Happy New Year 2018

http://www.eelsschools.com/wp-content/uploads/2016/12/Merry-Christmas-2017-Latest-HD-Wallpapers.jpg

P.S. : Tulisan mengenai Hope akan berlanjut saat Paskah dan Hari Kenaikkan Yesus, dan semua adalah anugrah Tuhan saya dapat menuliskan semua ini :))


 

Wednesday 20 December 2017

Stepping Up

Finally... hello again



Yes that pic sum of my situation now hectic,

Just recently join the camp from my Church in Indonesia, which gives me inspiration for this post title. Really relieved from the camp...and I realized, I haven't really stepped up from my current comfort zone

Stepping out from comfort zone is not as simple as I have imagined.

Okay before that...lemme write about comfort zone




Struggling is one of formula for stepping up, let me give you some figures in bible

1. Rehabeam



Why this figure? He was just an evil king from Judah, right?
Lets look at 2 Chronicles 11

He is the son of Solomon, the great king of Israel with his wealth and charisma. Therefore, as his heir, he was worth to rule over Judah and Northern Kingdom area and had been inherited with his father wealth. However, due to the Divine punishment, his authority was limited to around 2.5 tribes (Judah, Benjamin, and some of Levi) from 12 tribes. So, did he keep mumbling due to that adversity?

Surprisingly, according to the book of Chronicle in the same chapter, he fortified more cities than Jerobeam did (2 cities, Shecem and Penuel, 1 Kings 12:25), despite Judah has smaller area than Northern Kingdom. Moreover, he supplies all the cities with food and weapon for security and defense purpose.

Nevertheless, about his sin after first three years, Rehabeam's action in responding God's statement regarding to his authority area (2 Chronicles 11:1-4) can be the good example in facing some unexpected adverse circumstances.

2. Nehemiah


https://assetsnffrgf-a.akamaihd.net/assets/m/502012439/univ/art/502012439_univ_lsr_lg.jpg


Had been employed by Persian Kingdom as a King's cup-bearer, Nehemiah must have a better life than others Jews during Artaxerxes' reign. However, he had never forget his origin and family, and most importantly, the God of Israel.

After listening from Hanani, one of his fellow brother about Judah's update (Neh 1:2), he felt saddened. Nehemiah's sadness and lamentation about Judah has triggered him to step up from his comfort zone, going back to Judah and rebuilt the wall of Jerusalem.

Moreover, God has listened to his prayer and His Hand has helped Nehemiah, through the obstacle from people that accused him for rebellion to Persian king, until he has succeeded in building the wall of Jerusalem, vital part of the city at that time.

As God have done to Nehemiah, He will also guide us in steeping from our current comfort zone!!

And, also I want to mention someone in present day, who has stepped up from his comfort zone, wealthy entrepreneur , to be a frank and sincere politician. He has shown his devotion in Christianity faith through his political career, becoming His and citizen's servant. However, he has to stepped up again from his comfort zone, Province's Governor, to be a prisoner for what he has not done(okay maybe you know who is he). By the Grace of God, he has sincerely accepted that bitter grail. However, like what Joseph and Paul has done in bible, he is still encouraging people with his writing and be the blessing in that prison.

And now for myself? Why I haven't stepped up?

At first, I thought that stepping up from comfort zone was like doing something out of my routine.
But, actually, that is only the initial step!!!!

https://theundercoverrecruiter.com/wp-content/uploads/2016/07/STEPPING-UP.png

Then, whats next? Stepping further?
From the camp that I've mentioned before, preparation to be shaped is the most crucial thing in stepping up from comfort zone!!! If you step up and refused to accept the changes outside comfort zone, boom, you have just screwed stepping up opportunity.
This maybe too abstract to be explained in detail, but that was my experience. Yes, I have screwed up many opportunities in stepping up and always stuck in the old version of me, because of my stubbornness.
However, by the Grace of God, He have given me some opportunity and I still need His wisdom in stepping up, maximizing the opportunity that He have given.

Comfort zone is a simple word, easy to understand, but very difficult to be implemented.
But, remember what Paul wrote in his days to be executed, "I can do all things through Christ who strengthens me" (Phil 4:13, NKJV)

May God guide us in our process of stepping up from the current comfort zone.